Minggu, 17 September 2000

"mau ga jalan sama gua... ?"

Hari ini merupakan hari pernikahan koko sepupuku, hari ini dia datang dengan potongan rambut yg berbeda ( setelah sekian lama bertemu dia selalu menolak untuk potong rambut) dan di hari ini pula dia menyatakan cintanya kepadaku, “ loe mau ga jalan sama gue?” hehehe… lucu yah kedengerannya menyatakan cinta kok kayak ngajak jalan ke mall,,, :p
Tanpa mikir panjang, aku mengiyakan dan menerima cinta pria ini.. namun masalah tidak selesai disana,.. walaupun kami sudah resmi berpacaran, tapi diantara kami masih beda prinsip dalam hal kepercayaan.
Sempat akhirnya aku di berhentikan dari kepengurusan remaja di gerejaku karna ketauan berpacaran dengan pria tak seiman J
Tapi aku ga berhenti sampai disana, aku tetep berdoa semoga suatu hari Tuhan mau membuka hati dia untuk menerima Tuhan sebagai Tuhan dan juruselamat dia…

Sabtu, 08 Juli 2000

pertemuan pertama

Ini adalah saat pertama kali kami janjian untuk bertemu,.. walau agak gugup akhirnya kami bertemu di hayam wuruk plaza.. ehm.. dia pake baju biru dan celana jean hitam, tidak tampan, malah terkesan gondrong dan kurang terurus itu lha kesan pertama… J
Dia sempat mengajakku keliling2 dari duta mas sampai ke kebun jeruk palmerah dengan alasan ingin memberi tau tempat dia bekerja,..
Dia sempat ingin mengantarku sampe rumah, tapi ku tolak dengan alasan jalan rumah ku di tutup karna ada panggung ( padahal itu alasanku saja, tak ingin baru kenal sudah tau ke rumah segala )


Setelah itu kami menjadi semakin dekat. Perhatian, kasih sayangnya seolah menggantikan peran papa yang sudah lama hilang dari hatiku… namun ada hal penting yang sangat menonjol di antara kami, agama kami berbeda aku seorang kristiani yang sangat terlibat aktif di pelayanan remaja di gerejaku, sedangkan dia seorang pria buddist yg cukup rajin jg beribadah di masa itu.

Minggu, 25 Juni 2000

suatu hari di hari minggu

hari minggu ini aku tidak begitu sehat, sehingga harus ijin pulang lebih awal dari acara kegiatan hari minggu di gerejaku, entah mengapa perut ini tidak bisa di ajak kompromi…
sekitar jam 19.00 telepon di kamarku bordering, dengan malas aku menjawab telepon itu, seorang laki-laki bernama Edi yang telepon.. aku menjawab seadanya dan meminta dia untuk telepon kembali esok hari dengan alasan aku sedang tidak sehat.

aku tidak terlalu memikirkan siapa yg telepon tadi malam, karna di jaman itu memang sedang demam chatting dan kenalan lewat internet yang berlanjut dengan telepon ke rumah…
tapi tak di duga cowok itu telp lagi keesokan harinya, kemudian dia sering telp dan sharing walau kami belum saling bertemu muka